Latar
belakang
Softskill adalah istilah dalam EQ seseorang yang
dapat di kategorikan kedalam kekhidupan sosial komunikasi, dan kebiasaan,
softskill merupakan keterampilan seseorang yang berhubungan dengan bidang
ilmunya, yang melatari adanya softskill adalah karena setiap orang memiliki
bakat yang dimana bakat tersebut nantinya akan mempengarusi segi psikologi dari
orang tersebut dalam kehidupannya. Softskills adalah sebuah istilah dalam
sosiologi tentang EQ (Emotional Intelligence Quotient) seseorang, yang dapat
dikatagorikan /klusterkan menjadi kehidupan sosial, komunikasi, bertutur
bahasa, kebiasan, keramahan, optimasi.
Softskill
menurut beberapa ahli
Menurut : http://hiddengrazz.blogspot.com/2010/09/pengertian-softskill-penjelasannya.html
Soft skill adalah suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada
di dalam diri setiap manusia. Soft skill adalah kemampuan yang dilakukan dengan
cara non teknis, artinya tidak berbentuk atau tidak kelihatan wujudnya. Namun ,
softskill ini dapat dikatakan sebagai keterampilan personal dan inter personal.
Yang dimaksud softskill personal adalah kemampuan yang di manfaatkan untuk
kepentingan diri sendiri. Misalnya, dapat mengendalikan emosi dalam diri, dapat
menerima nasehat orang lain, mampu memanajemen waktu, dan selalu berpikir
positif. Itu semua dapat di kategorikan sebagai softskill personal. Kemudian
yang dimaksud softskill inter personal adalah kemampuan yg dimanfaatkan untuk
diri sendiri dan orang lain. Contohnya, kita mampu ber hubungan atau ber interaksi
dengan orang lain, bekerja sama dengan kelompok lain, dan lain lain. Nah,
softskill juga harus di iringi dengan hardskill, karena kita hidup tidak boleh
hanya mempunyai softskill yang berkualitas saja, tapi hardskill kita perlu
diperhatikan. Dengan memiliki hardskill yang baik, kita bisa menjadi manusia
yang berkualitas. Misalnya, kita di sekolahkan oleh orang tua kita, kita akan
memiliki ilmu pengetahuan, nah ilmu tersebut akan kita gunakan
dalam
kehidupan kita nanti, oleh karena itu, hardskill dan softskill yang seimbang
dapat menumbuhkan jiwa/pribadi yang berkualitas Soft Skill atau keterampilan
lunak menurut Berthhall (Diknas, 2008) mendefinisikan soft skill sebagai
“personal
and
interpersonal behaviour that develop and maximize human performance (e.g.
coaching, team building, decision making, initiative)
.”
merupakan
tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan
memaksimalkan kinerja manusia (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim,
inisiatif, pengambilan keputusan lainnya. Keterampilan lunak ini merupakan
modal dasar peserta didik untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi
masing-masing. Menurut Kamus wikipedia (2009) mendifinisikan
soft skill
sebagai
:
“sociological
term relating to
person’s
emotional
quotient, the cluster of personality traits, social graces, communication,
language, personal habits, friendliness, and optimism that characterized
reletionships with other people.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
soft skill
adalah
perilaku individu yang tidak terlihat wujudnya dan bersifat personal maupun
interpersonal yang dapat berkembang dan meningkatkan kualitas diri seseorang.
Menurut : http://panduzone.blogspot.com/2012/03/arti-pentingnya-soft-skill-dalam_04.html
Soft skill
merupakan
keterampilan diluar keterampilan teknis dan akademis, dan lebih mengutamakan
keterampilan
intra
dan
inter personal
.
Keterampilan
intra personal
mencakup
kesadaran diri (kepercayaan diri, penilaian diri, sifat dan preferensi, serta
kesadaran emosi) dan keterampilan diri (peningkatan diri, pengendalian diri,
manajemen sumber daya, pro aktif). Sedangkan keterampilan
inter personal
mencakup
kesadaran sosial (kesadaran politik, memanfaatkan keragaman, berorientasi
pelayanan) dan keterampilan sosial (kepemimpinan, pengaruh, komunikasi,
kooperatif, kerja sama tim, dan sinergi).
Soft skill
mumpuni
mutlak harus dimiliki oleh manusia sebagai modal untuk mengarungi berbagai
bidang kehidupan seperti pekerjaan, rumah tangga, organisasi masyarakat, dan
lain-lain. Sebagai contoh, di dunia kerja dalam proses perekrutan karyawan
baru, keterampilan teknis
(hard skill)
lebih
mudah diseleksi berdasarkan daftar riwayat hidup, indeks prestasi, pengalaman
kerja dan berbagai keterampilan yang dikuasai. Sedangkan
soft skill
dievaluasi
berdasarkan psikotest dan wawancara mendalam. Hasil dari psikotest tersebut
akan digunakan perusahaan untuk menempatkan karyawan di posisi yang tepat.
Dewasa ini, semua perusahaan mensyaratkan adanya kombinasi yang seimbang antara
hard skill
dan
soft skill
untuk
semua posisi karyawan. Pendekatan
hard skill
dianggap
sudah tidak efektif, percuma saja jika
hard skill
baik tapi
soft skill
nya
buruk. Perusahaan akan lebih memilih calon karyawan yang memiliki kepribadian
dan
karakter
lebih baik walaupun tidak ditunjang
hard skill
yang
mumpuni. Alasannya jelas, karena melatih keterampilan teknis jauh lebih mudah
daripada pembentukan karakter seseorang. Dengan kata lain,
hard skill
merupakan
faktor penting bagi manusia dalam bekerja, tetapi keberhasilan seseorang dalam
bekerja biasanya lebih ditentukan oleh
soft skill
yang
lebih baik. Perlu untuk diketahui bahwa
soft skill
bukanlah
sesuatu yang stagnan. Keterampilan ini dapat diasah dan ditingkatkan seiring
dengan bertambahnya pengalaman seseorang. Ada banyak cara yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan
soft skill
,
yang paling terkenal adalah
learning by doing
.
Mengikuti berbagai pelatihan dan seminar juga dapat meningkatkan
soft skill
.
Namun, diluar itu semua, ada satu cara yang paling ampuh untuk meningkatkan
soft skill
yaitu
dengan lebih sering berinteraksi dan beraktifitas dengan orang lain. Mengingat
pentingnya
soft skill
dalam
kehidupan kita, maka marilah kita tingkatkan
soft skill
demi
kehidupan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar