Persediaan
Adalah suatu barang yang menjadi objek usaha di dalam
perusahaan, bisa kita contoh kan seperti barang mentah perusahaan yang akan di
olah menjadi barang jadi, lalu persediaan itu bisa kita simpulkan seperti contoh,
kita hari ini sudah membuat produksi suatu barang yang nanti nya akan di kirim
ke pada para konsumen, nah barang ini masih di kita simpan di gudang, dan akan
di kirim minggu depan, nah ini adalah contoh kecil dari persediaan, supaya si
perusahaan ini tidak akan kehilanggan persediaan.
1.
Merchandise
inventory ( persediaan barang dagang )
2.
Direct
materials inventory ( persediaan bahan baku )
3.
Indirect
materials inventory ( persediaan bahan pembantu )
4.
Work
in process inventory ( persediaan barang dalam proses )
5.
Finished
goods inventory ( persediaan barang jadi )
Metode perpetual
adalah semua pembelian barang harus sesuai dengan yang ada di persediaan, supaya kita bisa mengetahui apa saja barang yang masih ada di dalam persediaan
adalah semua pembelian barang harus sesuai dengan yang ada di persediaan, supaya kita bisa mengetahui apa saja barang yang masih ada di dalam persediaan
Pos – pos yang di masukan ked ala persediaan :
1. Barang dalam penjualan
2. Barang titipan
3. Barang yang di pisahkan
4. Barang yang telah di jual dengan anggaran
5. Barang yang telah di jual dengan tingkat retur yang tinggi
1. Barang dalam penjualan
2. Barang titipan
3. Barang yang di pisahkan
4. Barang yang telah di jual dengan anggaran
5. Barang yang telah di jual dengan tingkat retur yang tinggi
Penilaian Persediaan
Metode Periodik
1.
Special
klutification
2.
Simple
averange ( rata-rata sederhana )
3.
Rata
– rata tertimbang
4.
Fifo
5.
Lifo
Metode Perpektual
1.
Fifo
2.
Lifo
3.
Moving
averange ( rata – rata bergerak )
Pembukuan / Pencatatan Persediaan
1. Tanggal 10 Jan 2010 dibeli 1.000 kg
barang dagangan dengan harga Rp. 4.000, setiap kilogram.
2. Tanggal 11 Jan 2010 dikembalikan 100 kg barang
dagangan yang dibeli pada tanggal 10 Jan 2010 kepada pihak penjual karena
ternyata rusak. Untuk itu perusahaan menerima kembali uang sebesar 100 x Rp 4.000
= Rp. 400.000
3. Tanggal 21 Jan 2010 dijual 800 kg barang dagangan
dengan harga jual Rp 4.400 setiap kilogramnya.
4. Tanggal 22 Jan 2010 diterima kembali dari pihak
pembeli 80 kg barang dagangan yang dijual pada tanggal 21 Jan 2010 karena
ternyata rusak. Untuk itu, perusahaan membayar kembali uang sebesar 80 x Rp
4.400 = Rp 352.000
Jawab :
TGL
|
METODE
PERPEKTUAL
|
METODE FISIKI
|
10/01
|
Inventory of merchandise Rp.4.000.000
Cash Rp.4.000.000
|
Purchase Rp.4.000.000
Cash Rp.4.000.000
|
11/01
|
Cash Rp.400.000
Merchandise Inv Rp.400.000
|
Cash Rp.400.000
Purchase Return Rp.400.000
|
21/01
|
Mencatat penerimaan uang hasil penjualan
|
|
|
Cash Rp.3.520.000
Sales Rp.3.520.000
|
Cash Rp.3.520.000
Sales Rp.3.520.000
|
|
Mencatat pengeluaran barang
|
|
|
Cost of good sold Rp.3.200.000
Merch.inv
Rp.3.200.000
|
|
22/01
|
Mencatat pembayaran kembali uang penjualan
|
|
|
Sales Return Rp. 352.000
Cash
Rp.352.000
|
|
|
Mencatat pemasukan kembali barang
|
|
|
Merchandise Inv Rp.320.000
Cost of good sold
Rp.320.000
|
|
Penilaian persediaan
:
A. Metode pencatatan periodic / fisik
1. Metode special identification :
Perusahaan Dagang
Wijaya Kusuma selama bulan Januari 2007 mempunyai catatan tentang usaha
perdagangannya sbb:
Tanggal
1 : Persediaan 20.000 kg @ Rp
250 = Rp 5.000.000
Tanggal
5 : Persediaan 25.000 kg @ Rp
240 = Rp 6.000.000
Tanggal
10 : Persediaan 30.000 kg @ Rp 230 =
Rp 6.900.000
Tanggal
15 : Persediaan 32.000 kg @ Rp
260 = Rp 8.320.000
107.000
Rp 26.220.000
Catatan penjualan yang
dilakukan selama bulan januari 2007 adalah sbb:
Tanggal 7 : Penjualan 22.000 kg
Tanggal
12 : Penjualan 31.000 kg
Tanggal
14 : Penjualan 20.000 kg
Tanggal
27 : Penjualan 30.000 kg
103.000
Berapakah nilai
persediaan akhir pada tanggal 31 Jan 2007 jika dimisalkan berdasarkan tanda
pengenal, terdapat sisa persediaan sebanyak 4.000 kg dengan rincian sbb:
1.000 kg dengan harga Rp
250, 1.000 kg dengan harga Rp 230, 2.000 kg dengan harga Rp 260
Jawab
107.000 – 103.000 =
4.000 kg
1000 x Rp 250 = Rp
250.000
1000 x Rp 230 = Rp
230.000
2000 x Rp 260 = Rp
520.000
Rp 1.000.000
2. Metode simple averange
Dengan menggunakan data pada contoh soal
no 1, berapakah nilai persediaan akhir pada tanggal 31 jan
2007 menurut metode rata-rata sederhana?
Jawab :
(250 + 240 + 230 + 260)
4
= Rp.245
3.
Metode Weighted Average (Rata-rata Tertimbang)
Dengan menggunakan data pada contoh soal
no 1, berapakah nilai persediaan akhir pada tanggal 31 jan
2007 menurut metode rata-rata tertimbang?
Jawab :
26.220.000
107.000
= Rp.245,05
4000 x Rp 245,05 = Rp 980.200
4.
Metode FIFO (First In First Out)
Dengan menggunakan data pada contoh soal
no , berapakah nilai persediaan akhir pada tanggal 31 jan 2007 menurut metode
FIFO?
Jawab :
4000 x 260 = Rp 1.040.000
5.
Metode LIFO (Last In First Out)
Dengan menggunakan data pada contoh soal
no , berapakah nilai persediaan akhir pada tanggal 31 jan 2007 menurut metode
LIFO?
Jawab :
4000 x Rp 250 = Rp 1.000.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar