Kamis, 25 September 2014

Nama : Muh . Rafli . Renaldi
Kelas : 1DA02
Npm  : 46214878
Tugas : Dongeng dan Mitos nya

Jakarta.go.id - Dua orang pemuda tanggung berjalan melewati pemakaman. Salah satu makam tampak kurang terawat, rumput liar tumbuh di atasnya. Sampah pun tampak mengotori kuburan itu. "
Kasihan", ujar salah seorang pemuda itu,
"Keluarga orang yang dikubur di sana tentu tak pernah berziarah ke sini".
"Kuburan yang mana ?"tanya temannya.
"Itu", sahut pemuda itu seraya menggerakkan tangan hendak menunjuk.
"He jangan", cegah temannya seraya menipis tangan pemuda itu.
"Kenapa?" pemuda itu terheran-heran.
"Kalau kau ingin menunjuk kuburan, lebih baik gunakanlah saja lidahmu", tutur temannya, "
Jangan sekali-kali kau gunakan tangan".
"Memangnya kenapa kalau menggunakan tangan?"
"Kau tahu", teman pemuda itu menjelaskan, "Kata kakekku, dahulu di udik, pemah seorang anak menunjuk dengan jari telunjuk pada kuburan. Akibatnya, jari anak itu buntung".
Mitos : Sebenarnya Menunjuk Kuburan Seseorang Dengan Memakai Tangan itu tidak apa - apa, Hamya Saja Kakek Moyang kita Mengajarkan Cara Etika yg Baik , Karena Menunjuk Kuburan Seseorang Dengan Memakai Tangan itu Kurang Sopan .
Referensi : Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, Cerita Rakyat Betawi, 2004
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta

Selasa, 23 September 2014

dongeng

Nelayan dan Ikan Kecil

Aesop


Nelayan dan ikan kecilSeorang nelayan miskin yang hidup berdasarkan ikan hasil tangkapannya, pada suatu hari mengalami nasib kurang beruntung dan hampir tidak mendapatkan tangkapan apapun selain seekor ikan kecil. Saat sang Nelayan itu akan memasukkan ikan tersebut ke keranjang yang dibawanya, ikan kecil itu berkata:
"Mohon lepaskan aku, tuan nelayan! Saya sangat kecil hingga tidak berharga untuk dibawa pulang ke rumah. Saat saya menjadi lebih besar nanti, saya akan menjadi santapan yang lebih lezat untuk tuan."
Tetapi sang Nelayan tetap menaruh ikan tersebut di keranjangnya.
"Betapa bodohnya saya jika melepaskan ikan ini." kata Nelayan. "Bagaimana kecilpun ikan yang saya tangkap, tetap lebih baik daripada tidak ada tangkapan sama sekali."
Hasil yang kecil lebih berharga dibandingkan dengan janji-janji muluk.

Jumat, 12 September 2014

Benny Dolo: Manajemen Persija Jakarta Jangan Ketinggalan Kereta (Lagi)





 Benny Dolo: Manajemen Persija Jakarta Jangan Ketinggalan Kereta (Lagi)


 RIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Kendati nasib Benny Dolo belum dipastikan bertahan di Persija Jakarta, namun pelatih 63 tahun itu sudah mewanti-wanti manajemen. Ia berharap, pihak manajemen lebih cepat bergerak agar tidak lagi ketinggalan 'kereta' dengan tim pesain lainnya.

Tanpa dipungkiri, salah satu faktor kekurangan Persija musim ini adalah keterlambatan bergerak. Kesulitan mendapatkan dana segar dari pihak sponsor menjadi penyebabnya.

Imbasnya, tim berjulukan Macan Kemayoran gagal mempertahankan pemain pilar serta kesulitan berburu pemain anyar yang berkualitas. Hijrahnya striker andalan, Emmanuel "Pacho" Kenmogne dan pemain sayap lincah Muhammad Ilham ke Persebaya Surabaya menjadi bukti otentik kelalaian manajemen.

Kedua pemain itu memilih bersikap realistis karena tidak mendapat kejelasan kontrak dari manajemen tim elite Jakarta itu. Baik Pacho maupun Ilham memilih untuk menerima tawaran menggiurkan dari pihak Persebaya.

Manajemen pimpinan Ferry Paulus sukses mendapatkan pengganti Ilham, yakni mantan pemain binaannya yang musim lalau menyeberang ke Sriwijaya FC, Ramdani Lestaluhu. Pemain sayap 22 tahun itu terbilang sukses mengemban perannya di sektor sayap. Torehan 8 gol selama semusim pun menjadi bukti.

Akan tetapi, Persija tidak mampu menemukan pengganti sepadan seorang Pacho. Sederet pemain asing yang direkrut tidak mampu memberikan kontribusi maksimal. Total hanya 6 gol yang sukses dikoleksi duet Ivan Bosnjak dan Boakay Eddie Foday.

Prestasi Bosnjak dan Boakay tidak mampu melampaui prestasi Pacho di Persija. Di mana bomber asal Kamerun itu sukses menyumbangkan 14 gol dalam kurun waktu setengah musim bersama tim Ibukota.

Apalagi Pacho makin moncer bersama Bajul Ijo dengan torehan 22 gol dari 19 laga yang dilakoni. Koleksi golnya masih bisa bertambah
setelah Persebaya lolos ke delapan besar Liga Super Indonesia (LSI) 2014.

Pelatih kepala Persija Benny Dolo pun mengamini keterlambatan pencarian pemain karena persoalan finansial. Ia pun berharap kejadian serupa tidak terulang musim depan.

"Persoalan itu (keterlambatan) bukan rahasia umum lagi. Makanya, kami (tim pelatih) akan melakukan langkah lebih cepat dari musim sebelumnya jika masih dipercaya. Tapi, semua harus sinergi dengan kondisi finansial tim agar tidak ada Pacho lainnya yang diambil klub lain,” ujar Benny Dolo.